1. Pengertian Manusia
Terdapat banyak definisi menurut
para ahli ternama tentang manusia namun pengertiannya definisi manusia itu
sendiri bisa pahami secara bahasa bahwa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut
pandang biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa
Latin untuk manusia), sebuah spesiesprimata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam
hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologikebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaanbahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam
dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua
makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun
perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari
segi intelektua lrelatif.
2. Pengertian Hakekat
Manusia
Arti Hakekat Manusia
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu
adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan
tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul
kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari
hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
B. Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum
Pembicaraan
manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif
filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam
atau tasawuf, anatar lain :
1.
Dalam
perspektif filsafat disimpulkan bahwa manusia
merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual. Dengan nalar
intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan,
meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini pula yang membuat
manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan
yang benar.
a.
Hakekat
Manusia
Pada saat-saat tertentu dalam
perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan
asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok
filsafat yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D. Butler, 1968).Menurut
Evolusionisme, manusia adalah
hasil puncak dari mata rantai evolusi
yang terjadi di alam semesta. Manusia
sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya
berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
Penganut aliran ini antara
lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya,
Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta
adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut
aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita
dapat menerima gagasan tentang adanya
proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri
manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan
yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil
evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
b.
Wujud dan
Potensi Manusia.
Wujud Manusia.
menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien
de La Mettrie bahwa esensi manusia semata-mata
bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya.
Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah
dipandangnya hanya sebagai resonansi dari
berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang
mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa
sakit. Pandangan hubungan antara badan dan
jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme(J.D.
Butler, 1968).
Bertentangan dengan gagasan Julien de
La Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran Idealismebahwa
esensi manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak mengingkari adanya
aspek badan, namun menurut dia jiwa
mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan.
c.
Dalam
Perspektif Ekonomi.
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal
untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat
menghiasi kehidupan mereka.
d.
Dalam
Perspektif Sosiologi.
Manusia adalah makhluk social
yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya.
Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan
menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
e.
Dalam
Perspektif Antropologi.
Manusia adalah makhluk
antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Ia senantiasa mengalami
perubahan dan perkembangan yang dinamis.
f .
Dalam
Perspektif Psikologi.
Manusia adalah makhluk yang
memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri manusia dan
kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak, berpikir, dan
berkemauan.
3.
KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter
yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi
yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur
kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian.
Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki
suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah
Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian
yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari
negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu
yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih
banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
4.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan=cultuur
(bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah
arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam”.
Dalam
disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan,
karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara
sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian
sebagai berikut :
- Kebudayaan dalam arti luas,
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
- Kebudayaan dalam arti sempit
dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang
mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan
ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman
perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh
dari anggota masyarakat (Taylor, 1897:19).
Kebudayaan
terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di
dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima
oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat
umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
- Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
- Koentjaraningrat
Mengatakan
bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
- A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn
(1952:34)
Dalam
bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan
bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam
arti seluas-luasnya.
- Malinowski
Malinowski
menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system
kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang
khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul
kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.
- E.B Taylor (1873:30) dalam
bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau
jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang
diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita
bagi menjadi 2 macam :
- Kebudayaan material (lahir),
yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, gedung,
alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
- Kebudayaan immaterial
(spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
5. Unsur – unsur Kebudayaan
Sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam
antropologi, Bronislaw Malinowski menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan adalah
sebagai berikut:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat di dalam upaya untuk menguasai alam sekelilingnya.
b.
Organisasi ekonomi
c.
Alat-alat lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama)
d.
Organisasi kekuatan (politik).
Antropolog C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul
“Universal Categories of Culture” menunjuk adanya tujuh unsur kebudayaan yang
dianggap sebagai “Cultural Universals”, yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, dan alat-alat produksi
transpor).
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi).
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekuatan, organisasi
politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan).
d. Bahasa (lisan maupun tertulis).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak).
f. Sistem pengetahuan (sistem logika ilmu
pengetahuan alam dan sosial).
g. Religi (sistem kepercayaan).
Cultural universal tersebut di atas dapat dijabarkan lagi ke
dalam unsur-unsur yang lebih kecil, Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan
kebudayaan atau cultural activing seperti contoh berikut:
a. Cultural universal, artinya kebudayaan yang universal atau
kebudayaan semesta. Unsur-unsur terbesar dalam satu kerangka kebudayaan dapat
dijumpai pada setiap kelompok pergaulan hidup manusia di mana pun. Di dunia ini
terdapat tujuh unsur seperti yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn.
b. Cultural activite, yaitu aktivitas budaya setempat. Aktivitas
budaya ini hanya terdapat pada suatu kelompok pergaulan hidup manusia di suatu
tempat, yang belum tentu dapat dijumpai pada kelompok di tempat lain dalam
keadaan yang sama. Misalnya, dalam hal cultural universal, kita menemukan mata
pencaharian hidup pada setiap kelompok di mana pun, tetapi aktivitas budaya
(cultural activities) perladangan atau pertanian hanya terdapat pada wilayah
tertentu.
c. Trait complexes dimaksudkan sebagai alat-alat yang melengkapi
kegiatan kebudayaan, misalnya dalam aktivitas budaya pertanian terdapat
kompleks budaya, seperti sistem irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak,
dan sistem pemilikan tanah.
d. Trait adalah unsur pelengkap yang lebih kecil daripada
kompleks budaya, tetapi masih dapat diuraikan satu per satu. Misalnya, dalam
kerangka kompleks budaya pengolahan tanah dengan bajak unsur-unsur pelengkapnya
terdiri atas bajak dan orang yang menggerakkannya.
e. Items adalah unsur-unsur budaya terkecil yang tidak dapat
dirinci lagi. Misalnya, dalam unsur pelengkap bajak tradisional unsur-unsur
terkecilnya adalah tiang penarik (bauk), pisau bajak, dan kemudi.
6. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
·
Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
·
Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·
Artefak (karya) Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat,
wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik.
·
Nilai-nilai Budaya Istilah ini, merujuk kepada
penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang
lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh
warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian
menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan
nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
·
Sistem Budaya Dalam wujud ini, kebudayaan
bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam
wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
·
Sistem Sosial Sistem sosial merupakan pola-pola
tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang
dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret
sehingga dapat diabadikan.
·
Kebudayaan Fisik Kebudayaan fisik ini merupakan
wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi
Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas,
kancing baju, dan lain-lain.
7. ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai
karya mnusia yang memiliki sistem nilai.
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value
Orientation(1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia,
universal memiliki 5masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1. Hakekat Hidup manusia
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem : ada yang berusaha
memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat karya Manusia
Setiap
budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaeanya da yang beranggapan bahwa kerya
bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan
gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat Waktu manusia
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa
depan.
4. Hakekat alam manusia
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengxploitasi alam dan memanfaatkan
alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam
dan menyerah pada alam.
5. Hakekat hubungan Manusia
Dalam
hal ini da yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, adapula yang
berpandangan individualis.
8.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Apa itu perubahan kebudayaan? Perubahan
kebudayaan dalam masyarakat yaitu: gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan
struktur sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Perubahan kebudayaan ini merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat
dikarenakan sifat alami manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi karena adanya perubahan
komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan
faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Menurut Hirschman, kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Seperti yang telah disebutkan di
atas, perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab perubahan
kebudayaan secara intern, baik itu dikarenakan kelahiran, kematian ataupun
perpindahan (migrasi). Perpindahan penduduk merupakan salah satu penyebab yang
patut diperhitungkan. Biasanya masyarakat pendatang cenderung membawa
kebudayaan asalnya. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran kebudayaan
masyarakat asal dan terjadi pembauran kebudayaan. Hal ini diperkuat jika kebudayaan
yang dibawa tampak lebih modern dan lebih menarik. Sebagai contoh masyarkat ibu
kota yang melakukan migrasi ke daerah, cenderung memamerkan hal – hal baru yang
dimiliki dan membawa kebudayaan kota yang biasa dilakukan ke daerah. Hal ini
ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga masyarakat daerah tertarik dan
cenderung mengikuti pola, kebiasaan dan kebudayaan tersebut. Akan tetapi, tidak
semua kebudayaan yang di bawa membawa pengaruh positif. Contoh lain yaitu
adanya penemuan baru merupakan salah salah satu penyebab perubahan kebudayaan
secara internal. Handphone merupakan salah satu temuan yang mengubah kebiasaan
masyarkat dalam berkomunikasi. Masyarakat yang semula menggunakan surat sebagai
sarana berkomunikasi, saat ini telah beralih menggunakan handphone. Bahkan
handphone bukan lagi barang mewah.
Contoh lain penyebab perubahan kebudayaan secara eksternal
adalah masuknya kebudayaan barat ke Indonesia dengan sangat mudah seperti
perayaan Valentine, April mop, dan Halloween . Media masa, merupakan salah satu
sarana utama masuknya kebudayaan tersebut dan berbaur dengan kebudayaan kita.
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini selalu merayakan Valentine sebagai
hari kasih sayang, tanpa mengetahui asal muasal dan tujuan kebudayaan tersebut.
Pada umumnya mereka hanya menirukan kebiasaan yang dilakukan masyarakat barat
untuk memberikan kado, tanda kasih sayang ke orang – orang spesial seperti yang
dilakukan di film, televisi ataupu di artikel – artikel majalah. Hal ini sangat
mengubah kebiasaan masyarakat kita. Buktinya setiap bulan Februari seluruh
pusat perbelanjaan di Indonesia selalu dipenuhi oleh pernak pernik Valentine,
setiap stasiun televisi menyiarkan berbagai film romantis, dll. Akan tetapi,
kebudayaan tersebut juga memberikan dampak negative untuk masyarakat Indonesia.
Terbukti dengan banyaknya remaja di tangkap saat merayakan Valentine dengan
minuman keras dan seks bebas.
Masyarakat pada umumnya memang cenderung untuk
menirukan hal – hal baru yang dianggap canggih, menarik dan menyenangkan, tanpa
memikirkan dampaknya. Hal ini sudah sepatutnya diwapadai. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi yang memudahkan setiap orang
berkomunikasi dengan orang lain antar daerah, antar pulau, antar negara bahkan
antar benua tidak menutup kemungkinan masuknya kebudayaan – kebudayaan asing
kedalam masyarakat tersebut dan berbaur. Ditambah pula kesadaran generasi muda
untuk mempertahankan kebudayaan asli yang semakin menurun memungkinkan
hilangnya kebudayaan asli dari setiap masyarakat, khususnya masyarakat
Indonesia. Hal ini menuntut kepedulian dan perhatian lebih lanjut agar
masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kebudayaan – kebudayaan positif yang
merupakan ciri khas bangsa Indonesia di masa – masa mendatang.
9. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak
bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Budaya tercipta atau terwujud
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi
khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
karena ada manusia sebagai pendudukungnya.
SUMBER
:
kartika-d.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html
davidirfan.blogspot.co.id/2013/05/kebudayaan-kepribadian-bangsa-timur.html
aku35.blogspot.co.id/2016/07/unsur-unsur-kebudayaan.html